Jasa penerjemah Inggris Indonesia berpengalaman selama 15 tahun yang menawarkan jasa turnitin, menulis, parafrase, desain, terjemahan, dll.
Kategori dan Label di WordPress
Tulisan ini dan tulisan sebelumnya dibuat bukan untuk saya. Begitu juga beberapa tulisan sebelumnya. Seperti manajemen media sosial atau cara jualan online.
Tulisan-tulisan itu dibuat untuk orang yang saya kenal. Seperti biasa, jika dijelaskan lewat WhatsApp akan terlalu panjang. Lalu, dibuatlah versi tulisan singkat. Seperti tulisan ini.
Sistem Kategori dan Label di WordPress
WordPress punya sistem pengelompokan terkait tulisan yang dipublikasi. Ada dua, Kategori dan Label atau Tag. Kalau di media sosial, biasanya menggunakan tagar (tanda pagar) atau #hashtag. Misalnya di Twitter, di Facebook juga ada.
Pilihan Kategori dan Label ini akan muncul di setiap editor teks WordPress saat menulis atau akan menayangkan tulisan. WordPress sendiri sudah matang untuk sistem kategorisasi dan labelisasi ini.
Kategori
Untuk sebuah blog yang fokus menayangkan artikel, biasanya kategori muncul sebagai menu utama. Menu lain seperti halaman Profil/Tentang atau Kontak tidak begitu ditonjolkan tapi tetap wajib ada. Isinya juga harus jelas.
Penjelasan teknis soal kategori resmi dari WordPress bisa dilihat di sini.
Jika ingin mengelola kategori blog WordPress, masuk ke dalam blog wp-admin > posts > categories.
Kategori Lebih Sedikit Lebih Baik
Jangan terlalu banyak membuat Kategori saat pertama kali membangun blog. Lima Kategori atau topik tulisan, itu sudah cukup banyak di awal pembangunan.
Jika ada ribuan tulisan yang siap tayang, ya suka-suka administrator blog mau buat berapa kategori.
Satu Tulisan Bisa Beberapa Kategori
Saya sendiri lebih suka membuat satu tulisan untuk satu topik/kategori. Namun terkadang, ada satu tulisan yang dikelompokkan jadi dua kategori, Bloger dan Bahasa.
Contoh Kategori
Setelah lima tahun ngeblog, akhirnya hanya ada tiga kategori tulisan di tarjiem. Awalnya ada banyak. Ini adalah kategorisasi blog tarjiem. Selalu diperbarui.
- Bahasa (199)
- Bloger (256)
- Serba-Serbi (107)
Dari angka di atas, akan terlihat gambaran jumlah tulisan. Terakhir, ada 530 tulisan di tarjiem.
Satu tulisan bisa punya dua kategori atau lebih. Tumpang tindih.
Kategori Bisa Punya Subkategori
Jika banyak, Kategori bisa punya kategori turunan, subkategori. Contohnya, jika itu kategori Bahasa, keturunannya bisa Bahasa Inggris, Penerjemah atau Bahasa Indonesia.
Dulu kategori blog tarjiem begitu. Sampai akhirnya diputuskan untuk menyederhanakan sesederhana mungkin. Awalnya ada banyak kategori dan subkategori, lalu sekarang sisa tiga saja.
Tulisan lama tentang kategori tarjiem: Kategori Blog Terjemahan Ini, “Menulis, Teori, dan Blogwalking”
Subkategori Nanti Bisa Dibuat Jadi Kategori
Satu hal yang saya suka di WordPress ini, sistem kategorisasinya sangat membantu sekali. Sangat terasa “canggihnya” saat Merapikan Kategori Blog Tarjiem Januari 2017 lalu. Ada banyak subkategori yang saya hapus, lalu diganti jadi Kategori utama.
Begitu juga sebaliknya. Nantinya, jika diperlukan, Kategori utama bisa juga jadi Subkategori.
Kategori Lebih Sedikit Dari Label
Secara umum, Kategori lebih sedikit Label. Jika ada lima Kategori tulisan maka bisa ada 10 Label dalam blog tersebut. Mungkin bisa lebih atau kurang. Sebaiknya begitu.
Label
Dalam satu tulisan, label atau tag bisa muncul lebih dari satu. Bahkan akan lebih baik ada beberapa label tapi tidak terlalu berlebihan juga. Tiga atau empat label itu sudah cukup. Sepuluh label untuk satu tulisan, terlalu banyak.
Cara membuat label atau pengelola label di WordPress, penjelasan resminya ada di sini.
Jika ingin mengelola label blog WordPress, masuk ke dalam blog wp-admin > posts > tags.
Label Nanti Bisa Jadi Kategori
Jika nantinya sebuah label sudah memungkinkan jadi sebuah kategori, tidak ada salahnya menjadikan label itu jadi kategori. Misal, label tersebut sudah mengandung 30 tulisan atau 50 tulisan dan akan bertambah banyak lagi, maka label tersebut bisa jadi satu kategori.
Nama Tempat
Saya sendiri menggunakan nama tempat atau nama kota untuk beberapa label di sini. Memang label nama kota tidak banyak tapi nama tempat itu penting bagi saya.
Label Lebih Beragam
Berbeda dengan kategori, label lebih banyak dan lebih beragam. Lebih variatif. Dibuat sesuai kebutuhan.
Batasi Juga Jumlah Label
Lima puluh label itu sudah banyak menurut saya. Apalagi sampai 100 label. Kecuali blog yang akan dibangun adalah blog raksasa, ya terserah mau berapa label. Untuk awal-awal, batasi dulu jumlah label.
Contoh Labelisasi
Contoh label langsung dari blog tarjiem. Label di bawah ini kondisinya otomatis selalu diperbarui.
acara (19) alat (9) Bahasa Indonesia (18) Bahasa Inggris (20) Bandung (24) berita (33) blogpost (12) blogspot (24) blogwalking (18) Cara (79) cerita (39) contoh terjemahan (9) daftar (14) domain (10) duit (13) eror (10) facebook (20) gambar (10) Google (13) google pagespeed (13) Google Translate (23) gratis (14) harga (17) hos (46) HPI (20) Indonesia (45) Inggris (33) islam (13) Jambi (20) komentar (14) menulis (39) omp (41) penerjemah (130) penerjemah bahasa (13) perbandingan (22) pertanyaan (26) plugin (35) situs (15) tarjiem (99) tema (56) Terjemahan (83) ulasan (51) video (9) wordpress (131) youtube (20)
Saat menulis ini, baru sadar kalau label tulisan tentang Penerjemah jumlahnya sudah cukup banyak. Ada 124 tulisan yang membahas soal Penerjemah.
Label Lebih Privat
Ada beberapa label di sini dibuat untuk kepentingan dan kemudahan pengelolaan tulisan di sini. Bukan untuk kepentingan pembaca. Terlebih, tidak semua pengunjung suka memperhatikan label dalam sebuah tulisan.
Kategori dan Label Harus Sudah Ditetapkan dan Rapi Sejak Awal Bikin Blog
Mungkin ini adalah pelajaran menulis di blog ini. Awalnya dulu memang langsung gas bikin blog, bikin banyak label, dan membuat banyak kategori.
Sampai suatu saat, sadar kalau perlu merapikan kembali struktur kategori dan label di sini. Sebuah pekerjaan yang cukup menyita waktu dan pikiran. Cukup melelahkan.
Satu per satu tulisan harus disesuaikan label dan kategorinya. Saat itu “baru” ada 200 tulisan atau 300 tulisan.
Ketika sudah lima tahun berjalan, penambahan kategori baru atau label baru sangat dihindari sekali di sini.
Kategori, Label, dan Pengoptimalan Blog
Istilahnya SEO atau di sini sebutannya OMP. Jika blog itu hanya untuk bersenang-senang, maka tidak perlu mencari jumlah pengunjung/pembaca. Namun jika blog tersebut nantinya digunakan untuk mencari duit, maka perhatikanlah ini. Perhatikan soal OMP atau Search Engine Optimization.
Selain itu, manajemen pengelompokan topik tulisan dengan sistem kategorisasi dan labelilsasi akan memudahkan pengunjung menjelajahi blog itu sendiri. Pengunjung jadi lebih senang. Termasuk memudahkan administrasi blog dan memanjakan robot mesin pencari. Bahasa kerennya, menolong perkembangan teknologi Sistem Kecerdasan Buatan.