Jasa penerjemah Inggris Indonesia berpengalaman selama 15 tahun yang menawarkan jasa turnitin, menulis, parafrase, desain, terjemahan, dll.
Paranoia: Film Santai yang Menegangkan
Semenjak di Bandung, baru dua kali ke Bandung Indah Plaza yang di Jalan Merdeka, depan Gramedia. Dua kali ke sana, sama-sama khusus buat ke bioskop XXI. Pertama kali waktu nonton From Bali to London. Sebelum zaman korona. Sudah lama sekali.
Hari minggu lalu kembali bisa dapat kesempatan ikutan acara nonton film gratis dengan teman-teman bloger. Cuma berhubung ada korona, jadi pada pakai masker. Jadi tidak ketemu. Cuma datang, nonton, dan pulang.
Paranoia dan Nirina Zubir
Pemeran utama film ini Nirina Zubir. Artis yang sudah lama ada di layar bioskop. Hampir sebagian besar pemain film ini, pemain lama. Artis dan aktornya pernah saya lihat.
Dari awal, tidak tahu apa isi film ini. Tema film ini pun tidak tahu.
Barulah setelah diperhatikan poster film ini, ternyata akan ada kesan horor dan drama. Dan bisa dibilang, film Paranoia ini adalah film cerita seru alias thriller.
Tegang Dari Awal
Saya sendiri bukan penggemar film horor. Kadang bingung dengan mereka yang suka dengan film horor. Buat saya, film horor yang adegan menakutkannya sengaja dibuat, masih lebih horor ketika bekerja jadi penerjemah dan waktu pengiriman hasil pekerjaan sudah diujung waktu. Mangkanya, lebih suka film aksi (action) seperti Transformer.
Sempat kesal waktu film baru diputar. Ternyata benar, ini film bukan film yang bikin saraf kendor. Malah bikin saraf tegang. Hari-hari bekerja sudah menegangkan, malah menonton film yang bikin tegang terus.
Cuma, berhubung kursi bioskop empuk, jadinya berusaha duduk santai selama menonton Paranoia ini.
Arti Paranoia
Setelah membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia Luring, ternyata paranoia ini ada di KBBI.
Arti paranoia adalah “penyakit jiwa yang membuat penderita berpikir aneh-aneh yang bersifat khayalan, seperti merasa dirinya orang besar atau terkenal; penyakit khayal“
KBBI Edisi III
Malah waktu cari kata parno, tidak ada. Kalau paranoid ada.
Menegangkan, Bikin Kesel, dan Menyenangkan
Sama dengan “From Bali to London”, pengambilan film ini ada di Pulau Dewata, Bali. Kalau di film dibilang di Kabupaten Karangasem. Suasana khas vila, pantai, alam yang asri, dan pantai ada semua.
Meski suasana yang menyenangkan dan menenangkan, penghuni vila berada dalam ketakutan. Dina (Nirina Zubir) dan anaknya. Gak tahu siapa.
Kadang kita lupa, meski kita tinggal di tempat yang kesannya tidak ‘mewah’ tapi hati kita tenang. Nah di film ini, meski tinggal di vila tapi hati penghuninya tidak tenang. Dari sana, mungkin kita bisa belajar bersyukur.
Tegang Naik Turun
Seru sih nonton ini. Liat si Nirina berperan dalam kondisi hati yang berbeda-beda. Apalagi lihat rias wajah yang kadang kondisi hatinya dalam kondisi ketakutan dan dalam kondisi ‘jatuh cinta’.
Sepertinya di sinilah seni dalam film ini. Kadang bikin tegang penonton tapi anak pemeran utama juga bagus perannya. Benar-benar jadi penyimbang film
Cerita Film Paranoia
Tema film ini adalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dari seorang suami kepada istrinya. Pada akhirnya sang suami di penjara lalu sang istri lari dari kejaran suaminya.
Meski hanya film, suka kesal kalau melihat KDRT. Memang tidak banyak tapi KDRT yang menjadi awal dalam film ini. Si Dina menikah di umur 19 tahun lalu 17 tahun kemudian barulah Paranoia itu dimulai.
Akhir yang Bahagia
Hampir 75% isi film ini menegangkan. Niat nonton film mau santai, eh malah tegang lagi saraf ini. Pada akhirnya, film ini berakhir bahagia.
Biasanya film jenis ini, akhirnya tidak bahagia atau malah misterius. Nah itu yang suka bikin kezel. Berhubung berakhir bahagia jadinya film ini bisa dibilang bagus. Enak buat ditonton-tonton.
Ada Nicholas Saputra. Kalau tidak salah, film zaman baheula “Ada Apa Dengan Cinta?”, Nirina dan Nicholas ada juga di dalam film itu. Wah sudah lama sekali.
Ditulis 22 November 2021, Dipublikasi 31 Desember 2021