Jasa penerjemah Inggris Indonesia berpengalaman selama 15 tahun yang menawarkan jasa turnitin, menulis, parafrase, desain, terjemahan, dll.
Asal Muasal Kata-Kata Singkatan Dalam Bahasa Indonesia
Ada yang menarik bagi saya siang hari ini. Sebuah status perkenalan dalam sebuah grup di facebook yang menjadi inspirasi saya menulis tulisan ini. Semakin saya membaca lanjutan ceritanya, semakin terdorong saya menuliskan tulisan ini. Sebuah tulisan iseng-iseng sebagai pengisi blog saya yang masih minim tulisan dengan kategori “Bahasa Indonesia“. Baru ada satu tulisan saja.
Berikut “data” yang digunakan dalam tulisan ini.
Demi kenyamanan sang penulis, beberapa kata sengaja saya sembunyikan.
Pada saat saya memulai membaca tulisan di atas, pikiran saya sudah mulai menduga-duga. Begitu saya membaca satu hingga tiga kata berikutnya, saya langsung melompat ke bagian akhir tulisan atau paragraf di atas. Hanya untuk memastikan, apakah benar dalam paragraf di atas menggunakan kata-kata singkatan seluruhnya. Ternyata benar. Hampir seluruhnya menggunakan kata-kata singkatan.
Sebenarnya fenomena ini cukup menarik jika dilihat dari sudut pandang penggunaan ragam bahasa tulis dalam kegiatan sehari-hari di masyarakat. Saya masih ingat kalau waktu saya sekolah dasar hingga sekolah menengah umum, kata-kata yang paling sering saya singkat pada saat menulis dalam sebuah buku catatan adalah kata “yang” menjadi “yg”. Alasannya sederhana, karena preposisi “yang” ini salah satu kata yang paling banyak muncul dalam bahasa tulis Bahasa Indonesia. Hal ini sendiri pun sudah saya buktikan pada saat saya menggunakan perangkat lunak untuk menghitung jumlah kata yang paling sering muncul dalam sebuah dokumen atau cerita.
Dari Mana Bahasa Singkatan-Singkatan Itu Muncul dan Berkembang?
Pada saat saya bersekolah, telepon seluler adalah sebuah alat komunikasi yang masih terbilang mewah pada saat itu. Saya pun masih ingat, model komunikasi yang paling sering dilakukan yakni melalui telepon rumah. Tidak seperti saat ini, saluran komunikasi sudah beraneka ragam.
Asumsi saya, mengapa banyak fenomena bahasa-bahasa singkatan itu muncul diakibatkan penggunaan pesan singkat dalam kehidupan sehari-hari. Kita semua tahu kalau dalam pesan singkat (short messegge service atau sms) hanya mengizinkan 140 karakter untuk satu kali pengiriman. Hal ini membuat tantangan tersendiri bagi para penggunanya yang ingin menyampaikan sesuatu dalam bentuk pesan singkat. Jelas sekali hal ini membuat, mau tidak mau, penggunaan bahasa-bahasa singkatan akan digunakan.
Tidak hanya dalam komunikasi pesan singkat saja, saat ini cukup banyak model komunikasi dalam bentuk tulisan. Salah satu antaranya adalah chatting atau mengobrol di internet. Apakah itu menggunakan sebuah layanan Blackberry Messenger, WhatsApp, chatting di facebook, di yahoo messenger, twitter, dsb. Maka jelas sekali bentuk bahasa tulisan yang umum digunakan.
Apalagi di saat ini, boleh dikatakan “tidak gaul” jika tidak memiliki ponsel yang saat ini bukan menjadi barang mewah lagi. Model ponsel saat ini juga macam-macam. Namun ada satu hal yang menjadikan model ponsel itu berbeda, yakni pada pemilihan tombol yang digunakan. Secara umum terdapat dua model dasar tombol ponsel yang ada saat ini, model numerik yang seperti kalkulator dan model qwerty yang seperti papan ketik (keyboard).
Model tombol numerik ini mungkin merupakan model yang pertama kali populer. Model ini pertama kali dipopulerkan oleh ponsel Nokia. Namun sekarang model tombol qwerty sudah cukup banyak digunakan dalam ponsel-ponsel keluaran terbaru. Setidaknya dengan banyaknya muncul ponsel menggunakan tombol qwerty, hal ini membuat komunikasi melalui teks tulis dapat menjadi lebih mudah dan mungkin lebih cepat.
Dengan menggunakan tombol qwerty, pada saat menggunakan komunikasi tertulis, kita hanya cukup menekan satu tombol untuk satu huruf. Beda jika kita menggunakan tombol numerik. Terkadang kita perlu menekan tiga hingga empat kali untuk mendapatkan satu buah huruf dalam ponsel kita. Mungkin hal inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya kegiatan penulisan bahasa-bahasa singkatan dalam komunikasi tulisan sehari-hari. Termasuk saya, terkadang saya juga menggunakan bahasa singkatan-singkatan dalam pesan singkat saya untuk mencapai satu kali pengiriman untuk satu buah pesan singkat.
Walaupun demikian, penggunaan bahasa-bahasa singkatnya ini akan lebih baik digunakan dalam konteks tertentu atau suasana pada saat kita berkomunikasi dan dengan siapa kita berkomunikasi. Bahkan, mungkin hadirnya teknologi layar sentuh qwerty ini dapat mengurangi kita menggunakan bahasa singkatan dalam komunikasi tulisan. Demikian. :)
Mengingatkanku akan tugas-tugas kuliah. hehhee
Mantap.
Ternyata gara-gara hp,,, hahaha
Iya kali.
Baru tahu ternyata asal mula kata-kata singkatan itu dari situ, selama ini saya gak sadar.
Antara benar gak benar sih. Perlu dikaji lebih lanjut.
Duh, membaca tulisan seperti ini mengingatkan saya tentang tugas-tugas kuliah. Kebetulan saya juga mahasiswa Sastra Inggris dengan konsentrasi linguistik.
Saya sendiri jarang menyingkat SMS, kebiasaan gara-gara membaca novel terjemahan dan terpengaruh dengan gaya bahasanya yang beda aja sama bahasa kebanyakan. Menyingkat SMS kalau memang sudah kelihatannya kepanjangan aja (baca: lebih cocok menjadi surat alih-alih pesan singkat) :D
Saya juga jarang memang menyingkat sms, kecuali memang niat biar bisa kirim pesan satu kali kiriman saja. :D
kalau saya sih bisa menebak dari asalnya di HP tu mas, sebab kalau saya sms, selalu menggunakan kata yang disingkat :D
Kalau saya, kalau sudah kelebihan 140 karakter, baru saya singkat tulisan di sms.