Jasa penerjemah Inggris Indonesia berpengalaman selama 15 tahun yang menawarkan jasa turnitin, menulis, parafrase, desain, terjemahan, dll.
Keluar Dari Bank
Sudah lama sekali ingin cerita tentang ini. Kejadiannya tahun 2011. Masuk dan diterima bekerja di bank tahun 2010. Kurang lebih hanya 17 bulan atau 19 bulan bekerja di bank syariah. Tulisan ini dibuat di awal tahun 2020.
Awal mengundurkan diri, banyak sekali yang bertanya, kenapa keluar dari bank? Mulai dari keluarga sendiri, saudara, teman, kenalan, sampai orang yang tahu kalau dulu sempat pernah bekerja di bank.
Ingin sekali menulis tentang ini di tahun pertama saat berhenti bekerja di bank. Kemudian mempublikasikan di tarjiem ini. Namun, ada hal yang sedikit mengganjal. Berusaha menjaga perasaan orang-orang terdekat yang dikenal, meski sulit.
Pilihan Hidup
Setiap orang punya keputusan hidup masing-masing. Kita semua harus bisa menghargai itu.
Delapan tahun menahan tulisan ini, tentu tidak mudah. Namun bisa dipastikan, pada saat tulisan ini dipublikasi, setiap orang yang dikenal delapan tahun lalu, sudah memiliki pilihan hidup masing-masing. Saya tetap dan berusaha menghargai mereka.
Kenapa berhenti dari bank?
Pada saat seseorang bertanya soal ini, saya berusaha memilih dua jenis jawaban. Jawaban jujur dan jawaban standar. Namun akhirnya saya punya format jawaban standar. Sebenarnya klise.
Jauh-jauh sekolah Sastra Inggris di Bali, namun pada akhirnya masuk ke bidang ekonomi. Itu alasannya. Jawaban standar, sambil berusaha menjaga perasaan pendengar.
Lagi pula itu cukup logis. Toh ada banyak pelamar yang ingin bekerja di bank dan memiliki keilmuan untuk itu, namun tidak diterima. Akan lebih baik memberi kesempatan ke mereka untuk berkarir di dunia perbankan.
Masuk Bank Susah?
Iya susah. Saya ingat, ada empat proses tahapan untuk bisa diterima bekerja di bank. Wawancara dua kali. Tes wawancara tahap pertama dan wawancara tahap akhir. Tes psikologis ada. Seingat saya ada dua tes tertulis yang harus dilalui.
Lama proses diterima di bank juga cukup lama. Sekitar 4-6 bulan kalau tidak salah.
Pastinya, yang membuat saya berkesimpulan kenapa masuk kerja di bank itu susah adalah tes psikologis. Hasil tes psikologis bukan mengukur seseorang dari tingkat kecerdasan. Bukan dari Indeks Prestasi Kumulatif, nilai di ijazah S1. Tapi berdasarkan tingkat emosionalnya.
Semua tahu, bekerja di bank itu susah. Dalam artian, tekanannya cukup banyak. Jadi, bukan hanya kecerdasan saja yang dicari oleh pihak bank, tapi tingkat stabilitas mengendalikan emosi juga perlu. Terlebih pada saat kontak langsung dengan nasabah.
Meski pintar tapi tidak bisa menjaga emosi, mungkin itu yang membuat gagal bekerja di bank. Jadi itu alasan kenapa “masuk” ke bank itu susah bagi fresh graduate.
Pintar Tapi Tidak Bisa Ngaji?
Saya ingat sekali, waktu masih “polos-polosnya”. Saat itu tahapan wawancara pertama kali oleh pimpinan kantor cabang pembantu. Kantor cabang pembantu atau KCP tapi rasa kantor cabang atau KC.
Wawancara dengan santai sambil tertawa. Namun saya tidak tahu, sebenarnya saat itu serius, tapi saya terbawa suasana. Lalu akhirnya, saya diminta membaca Alquran. Saya ingat sekali ayat yang dibaca. Surat Al-Israa’, surat ke-17 ayat 1-5.
Di kemudian hari saya baru sadar, ternyata tidak sedikit anak milenial zaman sekarang yang IPK di atas 3, tapi tidak bisa membaca Alquran. Bahkan, sekelas satpam (security) dan pesuruh atau (office boy) bank syariah pun harus melalui tahapan ini. Harus bisa mengaji.
Satu Ruko Isi 25 Orang
Kantor cabang pembantu 069 atau 395 yang saya tempati itu ajaib. Dari lima kantor cabang yang pertama kali ada di Indonesia, KCP saya termasuk itu. KCP lama yang nantinya menelorkan banyak bibit-bibit baru untuk pimpinan di KC-KC baru. Ada tiga KC yang dibentuk, hasil gemblengan KCP rasa KC.
Padat iya. Transaksi padat iya juga. Ramai iya, antri juga iya.
Saya bersyukur, atmosfir kantor ruko satu pintu tiga lantai itu sehat sekali. Meski staf dan pekerjaannya puadat sekali, namun kami semua masih bisa solid, kompak. Rasa kekeluargaan dan tenggang rasa, masih terjaga baik. Itu pula yang membuat ibu KCP kami punya karir yang melesat. Pintar mengolah, baik, dan akrab dengan bawahannya, humble.
Maaf bersambung…
175 dan 275
Fraud Availability
800 Juta 45 Menit
Patimura Ku Sayang
The Fighter
Masuk TV
Sulaturahmi Murni
Pilihan Hidup (Lagi)
Evolusi Perbankan 2020