Jasa penerjemah Inggris Indonesia berpengalaman selama 15 tahun yang menawarkan jasa turnitin, menulis, parafrase, desain, terjemahan, dll.
Harga Digitalisasi Koperasi Zaman Sekarang
Beberapa bulan ini, ada sebuah fotokopi baru. Dekat dari tempat tinggal. Persis di pinggir jalan utama kota Bandung. Dekat sekali dari kantor gubernur Jawa Barat. Posisinya juga persis di depan pintu keluar sebuah lorong. Kalau kendaraan keluar dari lorong itu, mata akan langsung tertuju ke fotokopi itu.
Saat baru dibuka, cahaya fotokopi itu terang sekali di malam hari. Terlihat jelas kalau barang-barang fotokopi itu masih baru semua. Ukuran tempat yang disewa itu juga ideal, sekitar 3 m x 5 m.
114 Juta
Akhirnya, sempat juga ngobrol dengan penjaga fotokopi itu. Berhubung masih baru, jadi belum terlalu ramai. Seorang pemuda yang dikira pegawai itu, ternyata pemilik fotokopi itu. Kaget juga. Usianya masih muda.
Langsung saja tanya, berapa modal yang dihabiskan untuk membuka fotokopi ini. 114 juta rupiah, katanya. Itu sudah dapat dua buah mesin foto kopi dan empat set komputer. Lengkap dengan alat tulis kantor sebagai pelengkap layanan fotokopi. Serta ditambah biaya sewa tempat untuk dua tahun.
Modal Dari Koperasi
Tanpa malu-malu, CEO muda itu bercerita bagaimana dia bisa membangun usaha fotokopi sendiri. Ia dapat modal membangun koperasi ini dari sebuah koperasi. Koperasi dari kampung halamannya. Awalnya dikira ia dari Jawa Barat. Ternyata Sumatera Barat.
Saya agak bingung, bagaimana semudah itu ia mendapatkan suntikan modal hingga ratusan juta. Sedangkan posisi fisik kantor koperasi itu ada di pulau Sumatra.
Ternyata, abangnya sudah lama dikenal oleh koperasi itu. Sehingga koperasi itu percaya menggelontorkan uang 114 juta rupiah begitu saja. Lalu, dicicil selama hampir dua tahun.
Saya sebenarnya sedikit tidak percaya, tapi bos muda itu tidak bilang apa jaminannya. Ia berusaha meyakinkan saya kalau jaminannya memang sebuah kepercayaan.
Mudahnya meminjam uang dari koperasi
Kalau yang pernah berurusan dengan pinjaman di bank, pasti tahu, akan ada banyak berkas yang harus disiapkan. Termasuk prosedur yang harus dilewati. Sebelum pinjaman itu masuk ke rekening.
Saya pun coba membandingkan dengan koperasi “tidak resmi”.
Ada seorang bapak yang berpenampilan necis. Sering jumpa di warung makan. Tempat biasa makan. Setiap kali ia datang, ibu warung itu memberi ia uang. Ternyata bapak itu menagih uang.
Ibu itu membeli beberapa helai pakaian dengan cara cicilan. Terkadang kebutuhan peralatan warung. Tinggal sebutkan saja apa yang dibutuhkan. Nanti barang disiapkan petugas mereka. Mulai dari ponsel, alat elektronik, mebel, peralatan dapur, atau kebutuhan yang lain.
Saat ngobrol, ibu itu menyebutkan kalau itu adalah “koperasi”.
Koperasi di Era Digital
Definisi zaman sekarang adalah zaman ponsel pintar. Era berkurangnya cetak mencetak atau paperless, menjadi era yang banyak menggunakan dunia maya. Internet.
Wajib Punya Web
Ini langkah yang paling mudah dilakukan jika ingin disebut sebagai koperasi zaman now. Minimal punya surel Gmail, yang gratisan itu. Indonesia ada, merahputih.id. Lalu disambung dengan pembuatan media sosial.
Bagi koperasi yang ringan mencairkan uang sampai puluhan bahkan ratusan juta, jelas tidak berat mengeluarkan duit untuk membuat aplikasi di ponsel pintar. Bahasa kerennya, biaya investasi.
Lima juta rupiah untuk pembuatan web profil koperasi yang standar itu sudah mahal. Satu bulan juga lama untuk proses pembuatannya. Saya melakukan itu, tapi gratis. Dengan adanya web dan ditambah kantor fisik koperasi yang berbadan hukum, maka perjalanan sebuah koperasi menuju era digital sudah dimulai.
Koperasi Digital Wajib Punya Aplikasi Ponsel Pintar
Investasi 10 – 35 juta rupiah untuk tiga sampai lima tahun ke depan. Kisaran harga itu sudah lebih dari cukup. Supaya murah, aplikasi yang dibuat tidak perlu sampai ke proses transaksi. Hanya sebagai pengingat tagihan otomatis, reminder. nanti dikirim ke ponsel nasabah. Tentu saja pembuatannya dimulai dari aplikasi untuk ponsel Android.
Biaya Bikin Aplikasi Ponsel Pintar
Zaman sekarang, biaya untuk membuat aplikasi sudah mulai murah. Di pasar barang digital internasional, sudah ada yang menjual aplikasi siap pakai. Harganya tidak lebih dari 100 dolar. Asalkan fokus di sistem pengingat tagihan, maka biaya membuat aplikasi untuk koperasi bisa ditekan.
Kemudian kebutuhannya disesuaikan dengan menggunakan tenaga lepas developer lokal. Orang yang jago pemograman, coding. Tentu sambil konsultasi dulu.
Sistem Akuntansi Koperasi Zaman Now
Saya sudah melakukannya juga. Buat sendiri pakai alat serba gratis. Pakai layanan versi gratis semua. Kalau dibuatkan oleh orang lain, biaya bisa bervariasi. Sepuluh juta rupiah juga sudah cukup untuk pembuatan sistem akuntansi koperasi zaman sekarang.
Pilihan lain, sistem akuntansi siap pakai ini juga sudah banyak tersebar di dunia maya. Macam-macam. Ada yang biaya langganan bulanan atau biaya sekali beli sebuah program lunak. Mulai dari rasa lokal hingga dibuat oleh orang asing.
Biaya berlangganan juga terjangkau. Satu hingga lima juta rupiah per tahun, mungkin tidak berat untuk sebuah koperasi yang ringan mengeluarkan pinjaman sampai ratusan juta dan untuk koperasi yang ingin bertarung di zaman now.