Jasa penerjemah Inggris Indonesia berpengalaman selama 15 tahun yang menawarkan jasa turnitin, menulis, parafrase, desain, terjemahan, dll.
WarnaHost, JNhost, Natanetwork, dan Ardhosting
Tadinya enggan membahas 4 merek Indonesia yang sudah dicoba dalam 4 bulan berturut-turut. Jelas ceritanya akan jadi panjang. Urutannya adalah JNhost, NataNetwork, Warnahost dan Ardhosting. Namun tanpa disangka, ternyata ada yang berkomentar di tulisan Tarjiem Agustus 2017: Jasa Penerjemah Inggris Indonesia Arab. Menariknya komentar itu muncul saat umur penayangan tulisan itu belum sampai 24 jam. Entah karena ada pembaca setia (silent reader) atau hanya kebetulan lewat dan berkomentar. Padahal mau membalas satu per satu komentar yang muncul. Jika tidak dibalas komentar itu, khawatir akan terlewat dan lupa penjelasan lebih lanjutnya.
Tulisan sebelumnya agaknya meninggalkan rasa penasaran bagi yang tahu dunia jasa hos lokal Indonesia. Dari empat hos dalam negeri itu, bisa dibilang semuanya memiliki reputasi tersendiri di kalangan bloger. Saya juga memiliki penilaian tersendiri, mangkanya lapak penerjemah ini mempercayakan dan memilih mereka sebagai inang lapak penerjemah Inggris, Indonesia, dan Arab ini.
Namun apa mau dikata, ada hukum tradisional yang mau tidak mau diterima dalam dunia jasa hosting. Setiap pelanggan memiliki pengalaman yang berbeda-beda dengan jasa mesin dan jaringan yang mereka gunakan. Sama halnya saat kecewa dengan Namecheap dan tenang dengan Dhyhost. Begitu pula saat berusaha move on dengan layanan yang dicoba hanya 1 bulan saja tahun 2017, JNhost (April), NataNetwork (Mei), dan WarnaHost (Juni). Singkatnya saat menulis ini berusaha bertahan dengan Ardhosting. Itu juga masih masa uji coba atau trial yang tersisa sekitar 1 minggu lagi.
Awal ceritanya saat saldo gratisan $100 USD VPS Digital Ocean sudah mau habis. Sudah hampir setahun menggunakan mesin eksklusif bagi pemula dalam dunia bloger. Dikarenakan keterbatasan ilmu mengelola virtual private server, lapak terjemahan ini memutuskan pindah ke share hosting. Padahal kalau mau tetap pakai VPS, Vultr membuka paket VPS 2,5 USD per bulan pada 2017. Vultr lebih murah dibandingkan paket Digital Ocean atau DO yang termurah, 5 USD per bulan. Keduanya sama-sama memiliki mesin di Singapura (SG).
Atas dasar tidak ingin sibuk memikirkan urusan mesin WordPress self-hosted, proses awal seleksi calon hos berbagi ini dilakukan cukup ketat agar terhindar dari shared hosting yang jelek. Selain berusaha bertanya kritis dan detail, waktunya juga cukup lama. Satu bulan lebih waktu untuk berburu hos berbagi lokal IIX atau di Indonesia. Jika SG tentu lebih banyak pilihan lainnya, termasuk pilihan share hosting luar negeri.
JNhost.co.id atau Jawanet
JNhost berhasil mengalahkan 15-20 kandidat mesin lapak ini. Baik itu skala lokal dan luar negeri. Termasuk melakukan perbandingan antara Dhyhost, Domosquare, Jetorbit, Riau Cyber Solution atau RCS, SheHoster, Dracoola yang legendaris, JetDino, DaiServer, Indoworx, DewaWeb, Qwords, dan masih banyak lagi. Termasuk mempertimbangkan grup EIG, seperti HostGator, A Small Orange atau BlueHost sebagai hosting terbaik yang direkomendasi langsung oleh WordPress. Malah, HawkHost dan SiteGround juga sempat dilirik dan dihitung-hitung angka pengeluaran bulanan dalam dolar Amerika vs pendapatan lapak dari jumlah pengunjung blog.
Ulasan Singkat (Review) JNhost
Dengan keyakinan penuh akhirnya kategori mesin lapak ini berganti dari VPS Cloud Hosting SG menjadi Hos Lokal Keroyokan IIX, JNhost. Saking lamanya berburu hosting berkualitas, JNhost yang sebelumnya JawaNet sudah berganti merek saat melakukan pembelian atau check out.
Kalau dihitung-hitung mungkin totalnya ada 2-3 jam lebih mengajukan pertanyaan prapembelian (pre sales question) ke teknisi JNhost. Jelas ini memastikan dan mengantisipasi agar tidak kecewa dengan proses seleksi yang sudah lakukan. Termasuk menghindari mendapatkan penyedia jasa yang buruk.
Namun apa mau dikata, umur tarjiem diam di JNhost baru satu minggu mesinnya mulai berulah. Dalam satu minggu ada laporan dari modul Monitor Jetpack, blog tidak bisa diakses. Semenjak menggunakan jasa setting VPS saat di Digital Ocean, bisa dikatakan tidak ada masalah sama sekali selama hampir setahun lebih. Ini baru satu minggu di share hosting IIX, rajin sekali muncul laporan down. Seringnya malam hari dan pernah siang hari juga.
Mulai dari pertama kali tidak bisa diakses, tiket langsung dilayangkan. Berusaha agar diberi penjelasan yang bisa bikin hati ini bahagia. Namun tidak lama balasan tiket disampaikan, selang beberapa hari kejadian kembali terulang. Tanya lagi ke dukungan layanan. Begitu seterusnya hingga saya sendiri yang bosan. Padahal plugin Jetpack sudah dilepas dan diganti dengan UptimeRobot.
Begitu kejadian pertama layanan berbagi ini dirasa tidak baik, saat itu sudah mulai berpikir berpindah penyedia jasa. Paket JNhost yang diambil adalah per 6 bulan. Jika dalam 1 minggu kejadiannya banyak terulang, bagaimana nasib penawaran lapak terjemahan ini bersama JNhost dalam 6 bulan ke depan. Mulailah pikiran tersita kembali hanya untuk urusan mesin blog hosting WordPress.
NataNetwork
Tidak tahan menahan kekesalan atas jasa yang digunakan akibat gagalnya proses seleksi dan salah pilih, akhirnya membuat profile post di sebuah forum. Tanpa menyebutkan merek, isinya mengisyaratkan kalau JNhost bikin kecewa berat. Tanpa disangka, CEO NataNetwork, Bapak HendraNata ‘menjemput bola’. Memang sebelum JNhost terpilih, host.natanetwork.com juga sudah beberapa kali dilirik. Bahkan sempat membaca profil beliau kalau kapasitas keilmuannya sesuai dengan jasa yang ditawarkan.
Berhubung sudah banyak penyedia jasa yang diajak live chat dan bosan juga kena PHP (Pemberi Harapan Palsu), komunikasi via Line tidak pakai basa-basi. Saya katakan kalau saya sangat menghargai NataNetwork yang begitu perhatian. Semuanya dijelaskan kondisi lapak penerjemah bahasa ini saat di JNhost. Berhubung analisa beliau atas kondisi mesin yang sering naik-turun bisa diterima, akhirnya pindah ke NataNetwork. Terlebih ada pertanyaan penting yang luput ditanyakan kepada JNhost di awal proses pembelian.
Proses permohonan pengembalian dana mulai diajukan ke JNhost, sambil mempersiapkan kepindahan ke NataNetwork. Petualangan pencarian jodoh mesin lapak penerjemah bahasa ini masuk babak ke dua di bulan ke dua. Spesifikasi mesin terpilih Litespeed, SSD, dan IIX.
Ternyata sama juga kasusnya di JNhost. UptimeRobot melaporkan kalau lapak penerjemah ini sempat tidak bisa dibuka. Penjelasannya karena mesin IIX tetangga terkena serangan DDos dan mesin atau jaringan NataNetwork terkena imbasnya. Hanya bedanya, perbandingan intensitas down di sini tidak sebanyak di JNhost. Mungkin kurang dari lima kali selama di NataNetwork.
Awal Mula Kenalan Dengan Ardhosting
Seminggu setelah pindahan ke cPanel NataNetwork, mulai berpikir cara lain demi mendapatkan mesin di Indonesia terbaik dan berkualitas. Akhirnya mencoba cara jalur pribadi dan meminta saran kepada seseorang yang dinilai ahli di bidang teknologi dan jaringan ini. Setelah bercerita soal satu kasus ‘perceraian’ dan satu lagi sedang dalam proses ‘talak’ dalam dua bulan berturut-turut ini, akhirnya bertanya singkat. “Apa nama hosting rekomendasi Bapak/Ibu?”. Kebutuhannya adalah 1 domain, 1 WordPress, cPanel, Disc Space 1,5 GB. Singkat, padat, tepat, tanpa ragu-ragu, dan argumen yang sulit dibantah beliau menjawab, Ardhosting.
WarnaHost
Awalnya ngeyel atau tidak percaya dengan Ardhosting. Dari awal Ardhosting tidak termasuk kandidat. Pertama karena mahal dan kedua karena ini kelas perusahaan, seperti Qwords, DewaWeb, atau malah CloudKilat. Akan ada tambahan biaya PPN 10% jika membeli di Ardhosting. Beda dengan jasa bukan perseroan seperti JNhost, NataNetwork, dan WarnaHost yang tidak ada tambahan Pajak Pertambahan Nilai 10%.
Kenapa Memilih WarnaHost?
Sebelumnya berusaha bertahan dengan paket 35 ribu rupiah per bulan di NataNetwork. Karena setelah diuji kecepatan halaman depan tarjiem dengan shared hosting iix, litespeed, ssd, NataNetwork, hasilnya sangat memuaskan. Wp-admin WordPress juga tidak eror atau tidak suka down. Belum lagi saat mengotak-atik tema WordPress kelas berat Extra Elegantthemes, tidak ada muncul eror sama sekali. Alasan pindah ke WarnaHost dari NataNetwork standar, karena masalah harga. Lebih murah WarnaHost dibandingkan NataNetwork yang selisih harganya hampir 10 ribu per bulan atau seharga 25 ribu rupiah. Belum lagi saat itu mendapatkan diskon 35% jika mengambil tahunan.
Alasan kuat lain kenapa pilih WarnaHost karena melihat ulasan WarnaHost oleh Gian Mokhammad Ramadhan sebagai pembuat atau pengembang tema Kentooz dan IDtheme.coms. Saya percaya review Mas Gian karena sesuai kapasitas dan uji coba tema buatan beliau Superfast. Tema Superfast dengan kombinasi share hosting Warnahost berhasil menjadikan nilai Google PageSpeed Score, GTMetrix menjadi A dan A. Tanpa banyak tanya-tanya cerewet kepada Bapak Ivan Warnahost, pindah lagi setelah masa kontrak 1 bulan di Natanetwork hampir usai.
Kenapa Pergi Dari Warnahost?
Sepele alasan migrasi keluar dari Warnahost setelah berpetualang ke tiga kali dalam tiga bulan berturut-turut. Saat itu menanyakan perihal eror kecil di WordPress. Sebenarnya eror kecil itu masih bisa ditolerir. Hanya ada yang kurang pas saat menerima balasan tiket #443425.
Pesan di balik balasan tiket tersebut seolah-olah menyiratkan kalau saya bukan kategori pelanggan yang kurang pantas bagi mereka. Kurang lebih interpretasi saya, “Jika tidak cocok, silakan pindah. Uang akan kami kembalikan utuh”. Bagi saya yang sama-sama bergerak di bidang penawaran jasa, sebenarnya pesan di dalam paragraf itu tidak perlu dituliskan. Toh sudah ditulis besar-besar di kebijakan 30 hari ada refund. Jika disampaikan, setidaknya pilih diksi yang lebih elegan. Padahal di luar sana banyak kompetitor lain siap menyabet pelanggan yang kabur dari kita.
Selain lebih murah dari Ardhosting, mesin hos berbagi dan jaringannya Warnahost benar-benar bagus. Sesuai ulasan Gian dari IDtheme atau Kentooz https://www.idtheme.com/review-warnahost-rekomedasi-hosting-di-indonesia/
, hasil kecepatan blog (loading) GTMatrix, Google PageSpeed, dan Pingdom beranda lapak terjemahan sangat bagus. Bahkan jauh lebih bagus saat di NataNetwork, apalagi JNhost. Waktunya hanya 1-2 detik saja untuk memuat halaman penuh, pengujian dari Kanada (GTMetrix) dengan server di Indonesia. Google PageSpeed yang sulit mencapai nilai A di mobile atau ponsel, dengan Warnahost semua nilai A dengan tema berat Extra.
Ardhosting
Kepergian lapak terjemahan ini dari Warnahost sangat berat. Tanpa banyak berpikir dan berusaha terus berpikir positif atas jasa layanan bangsa sendiri, akhirnya pindah ke Ardhosting. Terus terang waktu untuk berpindah cPanel dari Warnahost ke Ardhosting mepet sekali. Saat itu baru selesai dari kembali dari liburan mudik lebaran, jadi tidak sempat mensortir ulang jodoh keempat mesin lapak penerjemah bahasa ini.
Waktu tersisa hanya 12 jam sebelum akun cPanel di-teminate. Terus terang, ada rasa hutang budi kepada dukungan tim Ardhosting di awal-awal perkenalan, melalui tiket billing dan support. Sama waktu pindahan ke Warnahost, tidak banyak tanya-tanya, berusaha percaya saja. Sore hari pembelian paket ARD50 IIX baru selesai diproses. Lalu magrib ada insiden kecil, saya lupa sandi masuk cPanel Warnahost. Bersyukur cepat dibalas dan sandi bisa di-reset/diberitahu oleh Warnahost. Selama perjalanan liburan ala freelance, pakai laptop dan entah mana sandi yang mesti dipakai. Mungkin juga bisa jadi alamat IP terblokir lantaran salah tiga kali masuk ke cPanel.
Saat Isya tiba di Bandung menerima balasan sandi masuk cPanel. Langsung kirim ke Ardhosting untuk migrasi. Sekitar jam 10 malam, Ardhosting memberitahu kalau proses migrasi cPanel selesai. Tinggal ubah Nameserver. Jika lewat jam 11 malam akun cPanel akan dihapus dan tidak punya back up lokal terbaru di komputer.
Pilih Mana? Warnahost, JNhost, NataNetwork, atau Ardhosting
Singkat saja karena sudah terlalu panjang, urutannya:
- Warnahost
- Natanetwork
- Ardhosting
Pilih Ardhosting jika siap dengan harga yang mahal kelas perusahaan. Pilih NataNetwork, jika mau dilayani secara personal via Line oleh Bapak Hendra. Pilih Warnahost jika ingin mencoba hasil kecepatan loading time GTMetrix, Google PageSpeed, Pingdom dari IIX yang bagus. Secara pribadi sangat tertarik dengan promosi Warnahost yang ada saat ini, hanya 12 ribu per bulan untuk 1 domain. Bandingkan dengan Ardhosting yang bisa dibilang jauh lebih mahal, antara 200 ribu dengan 400 ribu.
Baca Juga: Jangan Pakai WordPress Jika Tidak Ingin Begini
Tanpa melupakan jasa baik JNhost, JNhost mau menolong pengaturan PHP 7, memasang sertifikat SSL gratis dari Let’s Encrypt, dan mengotimasi kecepatan secara gratis saat pindah. Termasuk beberapa pengaturan lain secara gratis yang jika diposisikan di Ardhosting hal itu berat dilakukan apalagi secara gratis. Terlebih lagi saat memberi kelebihan uang saat pengembalian dana karena mengakui ada 1 kali insiden down.
Jika ada kesempatan mungkin tahun depan lapak penerjemah ini akan mempertimbangkan balik ke Warnahost. Terlebih lagi paket dan diskon Agustus ini cukup layak dipertimbangkan. Jika paket share hosting Ardhosting saat ini kuat menampung pengunjung hingga 3-4 ribu pengunjung per hari, mungkin akan bertahan di paket Ardhosting.
Hahaha, saya juga berapa kali pindah hosting sampe akhirnya betah sama yang sekarang di IDCloudhost (bukan promo). Apa kabar, Mas? Saya paling suka tampilan web Mas yang sekarang :)
Allhamdulillah baik Pak Ryan. Itu domain blog nya kok gak bisa diakses ya.
Wah mastah pernah pake warnahost juga. Kalau ane pribadi sudah mau 2 tahun ini masih diem di warnahost, untuk pengalaman pribadi supportnya bikin greget respon nya kilat tapi pernah sampai 5 jam baru di respon karna kirim support tengah malam.
Untuk performa disana dari pertama pakai memang jauh beda dari yang lain apalagi kalau harus dibandingkan dengan niagahost jauh beda perform servernya sama seperti pengalaman mastah di atas sangat pengaruh baik ke website ane.
Untuk saat ini ane masih diem dulu di warnahost karena baru 2 bulan lalu upgrade ke semi dedicated berhubung pengunjung blog sudah up to 10k dan ane ga mau ribet harus pindah2 ke provider lain yang ane pikir ga tau performa mesin nya sama atau enggak.
Thanks sdh share pengalamannya mastah.
Saya belum siap sama support warnahost yang menurut saya rada galak. Terima kasih informasi tambahannya.
Bukan mastah.
Sebenarnya saya membaca artikel ini sedikit kurang paham atau mengeri, semoga kesimpulan saya berkomentar tidak salah jalur. Ya, setiap jasa hosting, pastinya punya kelebihan dan kekurangan. Tapi kalau saya perhatikan hampir semuanya sebenarnya anak cabang dari hosting luat.
Makanya saya masih suka menggunakan blogspot, hosting gratisan. domain tinggal pilih dari level TOP sewanya juga tergolong murah.
Eh kenapa jasa domain saya tidak termasuk dalam review diatas ya ?
Tenang Pak Djangkaru, komentarnya sudah sesuai jalur Jakarta-Bandung. #Eh
Emang nama jasa domainnya apa.
makasih ya buat infonya.. bisa dicoba nanti
ok
emang harus memulai lagi dari nol ya mas.. kaya bikin website baru lagi.. haduh capknyaaa.. semoga mendapatkan pilihan terbaik.. terimakasih ilmunya mas sangat bermanfaat sharingnya buat newbie kayak saya
Aamiin. Terima kasih Ibu Vika. Sepertinya saya harus bertahan dulu di Ardhosting sampai Agustus 2018 besok ini.
barusan kemaren ke self hosting. bayar org utk mindahin paket domain dll, bayar 600. masih sibuk urus foto yg ga muncul. pake cara manul. duh blm selesai, trus ganti link ke internal. entah blm tau detail hosting gt. kata yg ngurusin pake dewaweb. trouble sekali karna ad update dari jetpack. jd ga bisa diakses. ternyata belibet jga selfhosting :D mungkin nanti kalo udah berjalan waktu bisa mengenal hosting yg cocok. ada satu lagi. duh langsung terjun bebas viewer nya abis pindahan. jd ingat pom bensin. mulai dari nol ya mas :D
Begitulah Pak Gun, suka-duka menggunakan WordPress. Saya tidak berani beli di dewaweb, mahal euy.