Jasa penerjemah Inggris Indonesia berpengalaman selama 15 tahun yang menawarkan jasa turnitin, menulis, parafrase, desain, terjemahan, dll.
Gilanya Sinetron Indonesia Sama Gilanya Tulisan SEO
Kemarin waktu makan malam, ternyata warung tempat makan malam ini sedang memutar salah satu saluran televisi swasta Indonesia. Kebetulan jam makan malamnya persis dengan waktu utama (prime time) dunia perteleivisian Indonesia. Antara pukul enam sore hingga sekitar pukul sembilan malam adalah waktu dan puncak-puncaknya televisi banyak ditonton oleh para pemirsa televisi Indonesia.
Para pengiklan di televisi membayar mahal agar iklan yang ditampilkan dapat mengisi pada waktu-waktu tersebut. Biaya untuk mengisi ruang (slot) iklan 30 detik pada waktu-waktu ini bisa menghabiskan jutaan bahkan puluhan juta rupiah. Tidak hanya para pengiklan saja, namun berbagai saluran televisi berusaha merebut waktu tersebut dengan mengisi berbagai tayangan yang menarik bagi para pemirsanya. Sehingga tidak heran kalau pada periode waktu ini berbagai acara terbaik berusaha disajikan pada waktu utama ini.
Jam menunjukkan waktu sekitar pukul 19:00 wib. Acara yang ditayangkan di televisi ‘garuda’ ini, adalah acara sinetron. Saya sendiri baru tahu judul sinetron ini. Tampaknya masih baru acara ini. Sinetron ini bertemakan tentang anak-anak muda yang hobi berkendaraan sepeda motor atau mobil di jalanan.
Fokus Sinetron Indonesia pada Waktu-Waktu Utama
Tanpa saya sadari, fokus menonton saya bukan pada jalan cerita sinetron ini. Fokus menonton saya ada pada para pemain sinetron ini yang rata-rata pemainnya adalah aktor dan aktris muda. Saya jadi teringat dengan sinetron lain di saluran lain (atau di saluran yang sama, entahlah). Judul sinetronnya menggunakan salah satu nama hewan buas. Hampir sama dengan sinetron yang sama, sinetron ‘hewan buas yang ganteng’ ini menggunakan aktor dan aktris muda sebagai pemeran-pemeran utamanya.
Selain kesamaan menggunakan pemeran utama yang masih muda, ada juga kesamaan lain antara dua sinetron ini. Latar kedua film ini sama-sama menggunakan latar dunia pendidikan atau dunia sekolah. Biasanya tingkat sekolah menengah atas. Saya pun jadi teringat saat saya masih sekolah dulu. Ternyata salah satu sinetron kegemaran saya saat itu juga bertemakan dunia sekolah. Kalau tidak salah sinetronnya bertemakan bidadari yang senantiasa membantu seorang anak perempuan yang hampir selalu mengalami kesulitan baik di sekolah maupun di rumah.
Gilanya Sinetron Indonesia
Maaf kalau judulnya agak ‘gila’, tapi bagaimana lagi. Tampaknya faktanya memang begini. Kedua sinetron kekinian yang pernah saya tonton, hampir kedua-duanya menonjolkan anak muda dengan karakter yang kurang tepat. Kalau sinetron kemarin malam menampilkan anak muda yang suka bermain motor mewah.
Tidak hanya itu, hal yang tidak sengaja menjadi fokus saya sebagai penonton yakni pada pakaian dan busana para pemainnya. Khususnya aktris wanitanya. Padahal latar sinetron ini menggunakan latar pendidikan di sekolah formal. Namun entah mengapa yang ditampilkan adalah busana yang boleh dikatakan minim bagi rata-rata peraturan di sekolah umum. Tidak hanya itu saja, mirisnya terkadang ditampilkan pula pola interaksi antara murid dan guru yang kurang tepat.
Entah karena faktor rating film atau jenis tayangan ini memang diminati para penontonnya, namun yang jelas pola tayangan sejenis ini sudah lama dari zaman baheula. Selain menggunakan latar dan tema yang sejenis, pola sinetron ini juga hadir di waktu-waktu utama. Bukan di satu saluran televisi swasta saja, namun saluran televisi swasta yang lain juga hampir menampilkan tayangan yang sejenis.
Guru dibayar murah dituntut untuk perbaiki karakter dan akhlak anak-anak. Sedangkan artis sinetron dibayar mahal untuk merusak akhlak anak-anak.
Kegilaan Sinetron Indonesia Juga Hadir di Dunia SEO (SERP)
Ternyata, kegilaan sinetron yang hadir di televisi swasta Indonesia juga ‘menginfeksi’ dunia optimasi mesin pencari (search engine optimization) di halaman hasil mesin pencari (search engine result page). Memang kalau membicarakan mesin pencari, maka pikiran akan mengarah kepada mesin pencari terbesar yang bernama google.
Jutaan bahkan miliar pemilik situs berusaha mencapai halaman pertama di halaman hasil mesin pencarian ini. Padahal ruang untuk menampilkan hasil pencarian di halaman-halaman utama sangat terbatas sekali. Hanya ada 10 hasil pencarian di satu halaman yang ditampilkan dan sisanya jika beruntung akan mencapai halaman ketiga atau kelima. Halaman paling eksklusif yakni adalah halaman pertama (page one) di hasil pencarian. Istilah plesetannya yakni pejawan.
Tingkat paling sulit bagi pakar atau para pemain seo itu sendiri mencapai urutan pertama di halaman pertama hasil mesin pencarian. Di sinilah para atlet seo terus meramu dengan berbagai cara dan upaya hanya untuk mencapai urutan pertama dan halaman pertama yang prestisius ini (on page dan off page seo).
Tujuannya sederhana, agar situs/blog/lapak/tulisannya bisa dikenal dan dikunjungi orang. Setelah halamannya dikunjungi maka setidaknya harapan pemilik situs yakni situs atau blognya mendapatkan banyak kunjungan. Jika situs atau blognya digunakan sebagai lapak jualan, seperti lapak jasa terjemahan tarjiem ini, harapannya yakni agar jualannya banyak yang membeli.
Gilanya Tulisan SEO
Salah satu cara ‘gila’ mencapai halaman satu yakni menggunakan teknik tulisan seo. Bagi yang paham dengan metode tulisan seo ini, memang metode tulisan seo ini boleh dikatakan ‘cara menulis yang gila’. Saya pribadi sendiri terkadang menggunakan metode tulisan gila ini dengan takaran tulisan model seo tertentu. Terkadang juga tidak sama sekali.
Sederhananya, metode tulisan seo yang gila ini yakni hanya mengejar kata kunci (keyword) yang dicari oleh para pengunjung tanpa memperhatikan apa isi tulisan tersebut. Lebih gilanya lagi, berbagai tulisan yang sama dengan isi yang sama hanya mengalami sedikit perubahan selama tidak terdeteksi sebagai tulisan duplikat oleh mesin pencari (metode on page seo).
Persis hampir sama dengan beberapa tayangan televisi, khususnya sinetron Indonesia. Selama banyak yang menonton tayangan ini, maka terkadang hal-hal yang berbau nilai-nilai moralitas terkadang diabaikan. Lebih gilanya lagi terkadang menampilkan tayangan-tayangan yang kurang pantas.
Seni Antara Tulisan Seo dan Tayangan Televisi Indonesia
Sebenarnya kasus tayangan televisi Indonesia yang dianggap kurang pantas ini sudah lama bahkan sering terjadi. Namun para sutradara televisi tentu memiliki cara dan seni tersendiri dalam mendapatkan prime time slot ini. Persis sama dengan tulisan seo ini. Walau tulisan seo ini terus bermunculan dan hilang di hasil pencarian, namun para penulis seo terus memiliki seni tersendiri dalam meramu tulisan mereka.
Persis hampir sama dengan tulisan saya ini. Ada sebuah seni menulis seo yang terdapat di tulisan ini. Seni menulis ini bisa dikenali bagi yang menyadari kalau itu adalah tulisan seo, bukan tulisan berbobot. Hampir sama saat saya menyadari kalau sinetron saat saya masih kecil dulu ternyata kurang tepat ditonton. Hal ini saya sadari saat sekarang ini.
Prime Time dan Page One
Walau sinetron Indonesia itu bisa dikatakan ‘gila’ setidaknya yang penting para penonton bisa menikmatinya. Bagi sang sutradara yang penting yaitu bisa mendapatkan ruang prime time. Sama halnya dengan tulisan seo. Model tulisan seo yang gila ini terkadang hanya menyasar kata kunci saja. Apalagi kalau tingkat keterbacaan orang Indonesia boleh dikatakan belum begitu tinggi sekali. Jika pengunjung sudah mendapatkan informasi yang dicari maka itu sudah cukup. Wajar saja kalau terkadang penulis mengejar tulisan seo dengan metode tulisan seo, yang penting page one.
thanks mas article nya meski blom mahir ngeblog
Sama-sama.
Makasih mas, artikelnya. Meskipun saya bukan penulis blog, namun teori menulis yang baik bisa diterapkan dalam dunia manapun, termasuk menulis laporan hasil audit. Tentang film atau sinetron, saya sukanya nonton Ipin Upin. Padahal umur sudah 40 tahun. Hehe…
Untuk laporan audit kayaknya gak perlu pejawan deh. heheheh
Sama, saya suka nonton Upin Upin. Saya juga umurnya 10 tahun lebih muda dari @Mama Azak. hehehehe
saya setuju mas dengan pendapat kalau film indonesia tidak mendidik baik pakaian, perilakunya. Saya lebih suka menonton animasi keluarga pak somat. Bicara soal seo… mungkin sekarang yang di kejar bukan kualitas tulisan. Yang Penting Pejewan.
Kalau film animasi, saya sukanya film Ipin dan Upin. Walau film itu film anak-anak, setidaknya film ini tidak separah film-film yang kejar tayang seperti sinetron ini
sekarang sangat susah sekali mencari sinetron yang berkualitas, saya hampir tidak pernah menonton sinetron di televisi. paling nonton tv nyari siaran bola aja.
kalau di youtube hampir tiap hari nonton tayangan Tutur Tinular versi 1997. itu baru karya yang sangat berkualitas.
Sama, saya juga sudah malas nonton sinetron. Paling sukanya nonton film box office yang diputar di tv swasta ini.