Jasa penerjemah Inggris Indonesia berpengalaman selama 15 tahun yang menawarkan jasa turnitin, menulis, parafrase, desain, terjemahan, dll.
Lima Doa yang Dikabulkan Dalam Satu Waktu
Tiga hari yang lalu saya melakukan perjalanan dari Kota Bandung – Pondok Gede Jakarta – Tajur, Muncang, Ciawi, Bogor – Senen, Jakarta lalu kembali ke Bandung kemarin sore. Lalu sekitar seminggu yang lalu, saat sebelum tertidur, saya iseng-iseng berpikir, apakah mungkin dalam waktu dekat ini saya bisa makan pizza, durian dan beberapa jenis makanan enak lain yang bisa membuat siapa saja ingin memakannya. Saya berpikir demikian karena awalnya tidak mungkin dalam waktu dekat ini makanan itu bakalan hadir dalam waktu dekat ini.
Sengaja juga berpikir soal pizaa dan durian. Alasannya, pizaa tidak mungkin hadir karena saya pribadi tidak mau pergi beli pizza. Durian juga hampir sama. Bulan ini tampaknya bukan bulan musim durian. Jadi sepertinya agak sulit mendapatkan durian melimpah dalam waktu dekat ini. Lagi pula, kalau saya beli durian, tidak mungkin pula sendirian makan satu durian. Bakalan bisa mabuk nantinya.
5 Doa Makanan Terkabul dalam Waktu 5 Jam 5 Hari
Momen ini terjadi pada saat silaturrahmi ke Ciawi-Bogor hari Sabtu kemarin. Tiba di Ciawi saat azan zuhur, sekitar pukul 12 siang. Sebelum tiba, sudah mampir dulu makan siang di rumah makan padang.
Begitu tiba, mulai teh manis hangat dan dua jenis brownies warna-warni tersaji. Hingga akhirnya tidak begitu lama makan siang bersama. Tadinya mau menolak, perut masih kenyang. Begitu selesai makan, rangkaian sesi macam-macam makanan berikutnya terus berdatangan. Dari siang hingga malam hari, mulut ini tidak berhenti mencomot makanan ringan, buah, kue dsb. sampai malam hari.
Puncaknya terjadi pada saat malam hari setelah kami makan bersama. Durian segar bin montok mulai dibelah. Awalnya ragu dengan durian ini. Durian ini ukurannya kecil, tidak terlalu besar. Warnanya juga tidak terlihat sudah masak. Membelahnya juga tidak mudah. Namun begitu acara belah duren berhasil, terlihatlah wujud dalaman durian ini yang sebenarnya.
Kombinasi antara durian segar yang jatuh sendiri dipetik pakai tangan namun tidak sampai jatuh ke tanah, serta makan durian keroyokan, benar-benar menggoda. Lupa kalau perut ini dari siang hari perut kenyang terus setelah diisi bermacam-macam makanan berat, makanan ringan, buah, kue dsb. Akhirnya, satu biji durian lezat bin legit ini habis juga sendirian.
Setelah selesai membantai durian ini, sambil ramai-ramai menonton acara sepakbola Persib vs Surabaya United, entah datang dari mana makanan ini datang. Saya sendiri tidak bertanya apa nama makanan ini. Kalau melihat bentuknya saja, bagian atas makan ini ditaburi dengan makanan sebagai pelapis makanan pizza. Ada daging dan sayuran di atasnya. Bahan utama makanan ini adalah berbahan roti. Lalu di dalam bagian roti ini tersembunyi keju putih sebagai salah satu makanan penggoda. Saya kembali lupa diri untuk yang kedua kalinya atas ‘penderitaan’ perut saya ini. Sepotong-dua potong roti penggoda yang masih hangat ini akhirnya saya sikat juga.
Hasil Lima Doa yang Dikabulkan Secara Cash
Hasilnya? Pada saat acara sinetron drama Turki Shehrazat di Antv dan pada saat mata ini akan dibawa tidur, drama lain terjadi di alam lain. Kontemplasi medan perang di alam tubuh bagian tengah mulai menggeliat. Perut sudah menunjukkan ketidakstabilannya. Perut terlalu penuh dengan makanan padat, cair dan ditambah reaksi elemen gas akibat zat daging durian masuk ke dalam perut sebagai salah satu pemicu perang. Perut tidak bisa dibawa tidur berbaring, perlu duduk terlebih dahulu menunggu ‘perang’ di tubuh bagian tengah ini selesai.
Ternyata malam itu adalah awal mula efek atas doa yang saya utarakan sebelumnya pada kondisi yang sama, sama-sama sebelum tidur. Perut saya tidak henti-hentinya protes sambil berdendang akibat terjadinya benturan fisik dan non fisik antara durian, pizza, roti, mangga, brownies, kripik singkong, bolu pisang, teh manis hangat, teh hangat plus madu, melon manis bin segar, dsb yang saya makan dalam waktu 5 jam. Perut ini terus menggeliat protes ingin mengeluarkan hasil reaksi benturan dan perang antar sesama zat padat, cair dan gas. Dari hari Sabtu malam hingga 36 jam berikutnya, perang sadis terus bergelora hebat. Perut dan dua lubang tubuh lainnya benar-benar dalam kondisi mengerikan. Telah terjadi pembantaian tak terlihat yang begitu sadis.
Moral of The Story
Jangan pernah anggap sepele doa-doa yang pernah terbesit di dalam hati, pikiran kita apalagi dalam ucapan dan tindakan kita. Doa saya ingin segera makan makanan enak-enak itu saya dengungkan iseng-iseng sebelum tidur dalam kondisi berbaring menunggu mata tertidur. Bukan dalam kondisi yang pantas, tangan menengadahkan ke atas setelah melaksanakan kewajiban kita.
Dalam pikiran saya, doa saya sulit dikabulkan dalam waktu dekat, apalagi dikabulkan dalam waktu bersamaan kurang dari satu minggu, lima hari. Alasannya, dalam waktu dekat itu saya tidak ada rencana kemana-mana apalagi keluar kota. Namun fakta berkata lain. Doa yang saya utarakan iseng-iseng ini langsung dikabulkan dan terjadi secara cash (tunai).
Hati-hati pula pada saat kita menyampaikan (atau menulis) sesuatu, apalagi seorang orang tua kepada anaknya. Seorang ibu yang berkata dalam kondisi marah dan naik pitam saja, doanya dikabulkan. Apalagi doa-doa yang dikabulkan pada saat dalam kondisi orang teraniaya, kesulitan, terjepit, terdesak, serba salah, maju kena mundur juga kena atau juga dalam suasana kondusif lainnya. Jangan menganggap sepele apa-apa saja yang pernah kita utarakan.
Seorang anak kecil sedang asyik bermain tanah. Sementara sang ibu sedang memasak dan menyiapkan jamuan makan yang diadakan sang suaminya untuk para tetamunya. Tiba-tiba bocah kecil ini mengambil debu lalu memasukkan debu tersebut ke dalam soto ayam, sop sayur, gulai ikan, lontong, sate, nasi goreng, atau makanan yang sudah siap saji ini. Ibu mana yang tidak naik pitam. Jelas dengan kondisi marah, sang Ibu ini berkata kepada anaknya:
“IDZHAB JA’ALAKALLAHU IMAAMAN LILHARAMAIN,”
Jika diterjemahkan:
PERGI KAMU! BIAR KAMU JADI SEORANG IMAM DI HARAMAIN!”
Anak kecil itu bernama Abdurrahman bin Abdul Aziz as-Sudais an-Najdi (bahasa Arab: عبد الرحمن السديس). Beliau adalah salah satu imam besar Masjidil Haram Kota Suci Mekkah, Arab Saudi.
makbul sekali doa seorang ibu… meski marah doanya baik
ehh itu buat sarapan manteb juga
Iya.
Yang mana yang buat sarapan? Durian? Mau juga.