Jasa penerjemah Inggris Indonesia berpengalaman selama 15 tahun yang menawarkan jasa turnitin, menulis, parafrase, desain, terjemahan, dll.
Tujuh Puluh Tahun Indonesia Merdeka, Edisi Motor Gede
Tadinya saya mau menulis tulisan yang berbeda dari ini dalam rangka menyambut Tujuh Puluh Tahun Indonesia Merdeka. Namun apa mau dikata, tadi malam pemberitaan mengenai saudara Elanto Wijoyono yang menghadang konvoi Harley Davidson di perempatan Condong Catur, Yogyakarta, mulai ramai di bicarakan di dunia maya. Hal ini pun menjadi hal yang menarik bagi saya. Lihat video berdurasi 9 menit 40 detik di youtube https://www.youtube.com/watch?v=ufiarLb_co0&feature=youtu.be.
Saya pribadi adalah pengendara sepeda motor bebek. Tiga tahun terakhir ini saya suka jalan jauh (touring) sendirian, Jakarta-Bandung (150-200 km). Sebelumnya saya suka melewati jalur Jakarta-Purwakarta-Bandung. Lalu beralih ke Jakarta-Jonggol-Bandung. Terakhir-terakhir ini saya lebih suka jalur Jakarta-Puncak-Bandung. Tulisan soal naik motor Bandung-Puncak saya yang baru, salah satunya saya publikasikan di catatan facebook saya di sini. Tidak jarang saya bertemu rombongan konvoi kendaraan sepeda motor jika saya pergi ke Jakarta atau kembali ke Bandung di hari Sabtu atau Minggu.
Ada sebuah tulisan yang menarik soal motor gede dari langsung dari seorang pengendara motor besar atau motor gede alias moge (sports bike & harley davidson) itu sendiri. Menurut saya tulisannya sangatlah menarik dan cukup cerdas. Diskusinya cukup bagus di awalnya. Saya sendiri hampir terjebak dengan argumentasi yang disampaikannya. Sayangnya apa yang disampaikannya, mendapatkan sanggahan langsung dari komentar lain yang tidak ditanggapi oleh penulis tersebut. Saya tampilkan diskusinya di sini.
Kutipan di bawah ini saya ambil langsung dari forum kaskus [TESTIMONY & FaQ] Dari Pengendara Motor Besar (Sports Bike & Harley Davidson).
Karena sudah puluhan bahkan ratusan thread / pembahasan yang membahas mengenai AROGAN & ANGKUH nya pengendara Motor Besar di Jalan Raya. berikut salah satu Quote yang saya dapat dari beberapa forum, tapi maaf saya tidak bisa menampilkan sumber nya, demi menjaga kenyamanan bersama.
1. Opini : Pengendara Moge (Sport Bike & Harley Davidson) Itu arogan, mereka kalo sedang berkonvoi, itu selalu memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi, dan seakan ingin mendahului yang lain, mereka AROGAN SEKALI!!!
Fakta : Para agan yang budiman, kami memiliki 3 hal alasan mengapa kami memacu kendaraan kami lebih cepat daripada kendaraan yang lain.
1. Kami sangat meminta maaf jika motor yang kami miliki ini SANGAT PANAS, bahkan suhu nya bisa mencapai lebih dari 100 Derajat, kalian bayangkan, jika pada saat terik matahari kami harus memacu kendaraan dengan kecepatan dibawah rata-rata,kami harus menahan hawa panas dari matahari, dan menahan hawa panas dari mesin kami yang merembet pada paha dan kaki kami, itu sangat menyiksa motor bebek / scooter memiliki mesin yang relatif cukup dingin, karena hanya ber cc kecil, dan rata2 kebanyakan hanya memakai 1 engine, kami memiliki 2 bahkan ada yang memiliki 3 silinder, itu sama saja dengan menaruh mesin mobil, pada body yang kecil, dan didekatkan dengan tubuh kami, kami harus mencari angin agar mesin kami bisa dingin dan radiator kami dapat berjalan sebagai mana mestinya, agan pernah naik motor ditengah terik matahari berada di pinggir mobil ? bagaimana hawa yang keluar dari pinggir mobil tersebut ? sangat panas bukan ? ini kami harus menahan hawa tersebut di sebelah kaki kami, itu sangat menyiksa
2. Kami sangat meminta maaf jika motor yang kami miliki ini memiliki PANJANG yang agak berlebih dibanding motor agan agan, panjang motor kami bisa mencapai 2 meter, agan bisa bayangkan jika rombongan ada 15 motor, dan kami hanya memakai 1 barisan, berapa meter agan harus ada dibelakang kami yang memacu kendaraan sangat pelan ? 15 motor dikali 2 meter = 30 Meter, Jarak antara 1 motor kami dengan motor yang lain 1 meter, jika kami harus memacu pelan, agan harus menunggu dan bertahan 45 meter dari tujuan agan didepan, karena kami memacu dengan pelan
3. Kami sangat meminta maaf jika motor yang kami miliki ini memiliki BERAT yang berlebih, bahkan ada yang mencapai 800Kg, agan bisa bayangkan jika kami memacu motor kami pelan, dan kami memacu dengan pelan sedikit berhenti dan sedikit berhenti, itu sangat merepotkan, bahkan jika salah satu dari kami ada yang jatuh, kami bisa membuat lalu lintas sangat macet dengan kehadiran kami.
2. Opini : Pengendara MOGE itu arogan, jika mereka menyusul sesuatu didepan nya, mereka berlaga akan menjegal dengan menaruh kaki dibawah, seolah akan menendang
Fakta : Kami pengendara MOGE tidak se arogan itu, buat agan bikers, pasti tau apa alasan kita menurunkan kaki kebawah ? Yup itu tugas RC (Road Captain) memberitahu anggota nya, bahwa didepan ada halangan, jika Ada orang yang menyebrang dari arah kanan ke kiri, kami menurunkan kaki kanan, bukan untuk menjegal orang tersebut agar tidak menyebrang, tapi kami memberitahu kepada anggota yang lain bahwa ada halangan di sebalah kanan, maka berikan perhatian pada kanan, karena ada sesuatu yang bisa menghalangi atau bahkan berbahaya. Sama hal nya dengan kaki kiri, berarti ada halangan atau ada sesuatu disebelah kiri, maka berikan perhatian pada sebelah kiri. Hanya seperti itu.
Sekuat apapun kami olahraga, kami tidak mungkin menjegal Mobil / Truk, Kaki manusia bukan tandingan untuk sekelas bemper atau Rangka3. Opini : Pengendara Moge itu Arogan, mereka harus dikawal Polisi jika dalam rombongan
Fakta : Kami mohon maaf, tapi agan bisa lihat kembali nomor 1, kami melakukan itu dikawal polisi, bukan karena semata-mata kami ingin didahulukan dan menganggap kalian tidak penting, tapi jika rombongan kami memacu kendaraan kami dengan pelan, itu bisa membuat macet lalu lintas, bayangkan jika sedang ada ulang tahun salah satu club Motor Besar, dan yang menghadiri bisa ratusan Motor Besar, apa agan agan sanggup menahan panjang nya rombongan moge yang berjalan pelan ? kami melakukan itu agar yang lain bisa tetap melakukan aktivitas nya dengan baik
4. Opini : Udah tau motor nya Panas, Panjang, Berat, masih aja dibeli, bikin orang repot aja
Fakta : Inilah jalan yang kami tempuh, kami tidak pernah memaksa untuk agan menyukai atau mendukung kami dijalanan, tapi kami sudah berusaha sebaik mungkin agar kami tetap dapat tertib berlalu lintas, jika ada Pengendara Moge yang masih tidak tahu aturan, itu hanyalah OKNUM, Club Moge rutin mengadakan Acara, dimana acara tersebut selalu terkandung safety Riding.
5. Opini : Mentang-mentang banyak duit, pake motor seenak nya, tabrak sana tabrak sini, kasian orang yang ditabrak!!
Fakta : Agan-agan yang budiman, kami memang memiliki motor yang sedikit “Spesial” ketimbang motor lain, dan kami membeli itu dengan Effort yang menurut kami cukup besar, maka dari lubuk hati yang paling dalam, kami pun tidak mau membuat motor kami rusak, karena itu sama saja dengan membuang uang ditengah jalan, kami pun tidak menginginkan adanya celaka
6. Opini : Kalo gamau celaka ya bertingkahlah seperti layaknya pengendara lain, jangan mentang-mentang kalian memiliki motor gede kalian bisa seenaknya
Fakta : Agan-agan yang budiman, kami semena-mena dalam hal apa ? Apa karena kecepatan kami ? saya sudah jelaskan di kolom nomor 1, apa pernah kami sedang jalan tiba-tiba tanpa alasan yang jelas meludahi orang lain, ataupun memukul orang lain tanpa sebab ? kami tidak se arogan itu
7. Opini : Bacot lo gan, gue pernah lihat pengendara MOGE melecehkan orang lain!!
Fakta : Agan-agan yang budiman, saya tidak bilang bahwa seluruh pengendara Moge itu SOPAN & TAU ATURAN, tapi kembali lagi, layaknya orang berkendara, kami juga sama seperti yang lain, ada yang SOPAN, dan ada yang tidak, jadi tolong jangan meng generalisir bahwa seluruh Pengendara Moge itu Tidak tau Aturan, bahkan ada beberapa dari kami aparat penegak hukum, dan kami tau mana yang bisa kami lakukan, dan mana yang melanggar Hukum
Kira kira begitu lah pencerahan yang bisa saya berikan untuk agan-agan, maksud saya disini adalah saya sebagai salah satu pengendara motor besar, prihatin dengan omongan dari masyarakat yang menyatakan pengendara MOGE itu AROGAN dan ANGKUH, kami tidak se arogan itu.
Sayangnya argumentasi di atas langsung terpatahkan tidak beberapa kemudian oleh akun playgroundxxx. Berikut tanggapannya.
malem juga agan kaskuser pengguna harley yg budiman
perkenalkan sy seorang pembaca disini, yang hari ini memutuskan utk membuat id supaya bisa ngisi komen di trit agan krn sedikit tergelitik dengan tema trit agan yg sy anggep menarik initurut berduka untuk korban kecelakaan tabrakan, semoga keluarga diberi ketabahan
oke, lanjut ke bahasan TS sj ya, disini sang TS tdk membahas mengenai penyebab dan kejadian kecelakaan tsb, tapi ane anggap sebuah anggapan tentang anggapan yg ada di benak masyarakat non pengguna motor merk Harley Davidson seperti yg ditulis agan TS ini ya
Quote:izinkan saya disini BUKAN untuk mewakili dari Klub Moge Manapun, hanya saja ikut tergerak hati nya untuk memberi masukan dan pencerahan kepada kawan kawan disini, karena kami (saya khususnya) sering dianggap pengendara motor yang arogan bahkan dipandang sebelah mata oleh masyarakat.
oke disini sy fahami klo maksud TS pengendara HD juga ingin disamakan seperti pengendara motor (roda2) non HD ya? padahal sy yakin masyarakat memandang anda dengan mata terkagum2 ketika melihat agan bersama motor kebanggaan agan, jd ijinkan sy memberi masukan sedikit sj
saran sy pribadi, karena plat nomor kita sama2 plat kendaraan pribadi coba (kalo ada) dicoba copot sirine, strobo,dan alat bantu penanda yg ada dulu ya,coba berjalan beriringan kendaraan sekitar tanpa klakson2 dan geber2 gas juga coba jalan tanpa berombongan terlalu banyakQuote:1. Kami sangat meminta maaf jika motor yang kami miliki ini SANGAT PANAS, bahkan suhu nya bisa mencapai lebih dari 100 Derajat, kalian bayangkan, jika pada saat terik matahari kami harus memacu kendaraan dengan kecepatan dibawah rata-rata,kami harus menahan hawa panas dari matahari, dan menahan hawa panas dari mesin kami yang merembet pada paha dan kaki kami,…..SKIP….
sedikit lucu dengan sanggahan ini.. sy gk akan bilang “kenapa kok dibeli?”, pecinta otomotif kebanyakan pasti sudah tau tentang resiko panas ini, dan sudah tau kalo ini sebuah resiko, dan bukan menjadi sebuah alasan… sama seperti pengguna merk motor ninja tentang resiko super kips mereka, tp ga dijadiin alesan tuh oleh mereka.. sy cuma bilang “gitu aja ngeluh? cobain nyupir truk”
Quote:2. Kami sangat meminta maaf jika motor yang kami miliki ini memiliki PANJANG yang agak berlebih dibanding motor agan agan, ..SKIP
ya coba dulu saran sy diatas
Quote:3. Kami sangat meminta maaf jika motor yang kami miliki ini memiliki BERAT yang berlebih, bahkan ada yang mencapai 800Kg
yap betul makanya kategori motor anda itu bahasa londonya “long distance traveler”
berat? iyalah…
karena fiturnya luar biasa lengkap bukan?Quote:Fakta : Kami pengendara MOGE tidak se arogan itu, buat agan bikers, pasti tau apa alasan kita menurunkan kaki kebawah ? Yup itu tugas RC (Road Captain) memberitahu anggota nya, bahwa didepan ada halangan…SKIP
iya gan sy tau, banyak anak2 turing mengetahui dan menggunakan tehnik seperti itu, tapi apa masyarakat tau dan perlu tau?.. tehnik mengepal tangan, menurunkan kaki sebagai simbol itu malah bisa dianggap sebagai ancaman buat yg tdk tau,. maka gunakanlah lampu pemberi aba2 belok alias sein ( ga bisa digunain kalo lampu hazard agan dinyalain terus sepanjang jalan)
masa rombongan bis pariwisata supirnya ngeluarin kaki sambil ngehindar halangan didepannya biar rombongan dibelakangnya tau
Quote:Fakta : Kami mohon maaf, tapi agan bisa lihat kembali nomor 1, kami melakukan itu dikawal polisi, bukan karena semata-mata kami ingin didahulukan dan menganggap kalian tidak penting, tapi jika rombongan kami memacu kendaraan kami dengan pelan, itu bisa membuat macet lalu lintas…SKIP
kendaraan apapun yg melaju terlalu pelan dibanding kendaraan disekitarnya bisa menyebabkan macet kok gan, jadi apa perlu ibu2 mau ke pasar bawa motor pelan2 kudu dikawal ( tau kan siapa saja yg sebenarnya boleh dikawal petugas )
soal tentang adanya ceremony suatu klub pasti pengamanan dijalanan sudah disiapkan ( tentunya acaranya yg sudah mengantongi izin dari pemerintah dan pihak berwajib )Quote: Fakta : Inilah jalan yang kami tempuh, kami tidak pernah memaksa untuk agan menyukai atau mendukung kami dijalanan, tapi kami sudah berusaha sebaik mungkin
jalan yg ente tempuh kebetulan sejalan dengan jalan yg ditempuh pengendara non HD, jadi hormatilah sesama pengguna jalan yg lain, suka ga suka kita sama2 ketemu dijalan
Quote:Fakta : Agan-agan yang budiman, kami memang memiliki motor yang sedikit “Spesial” ketimbang motor lain, dan kami membeli itu dengan Effort yang menurut kami cukup besar, maka dari lubuk hati yang paling dalam, kami pun tidak mau membuat motor kami rusak
sama motor sy juga spesial, belinya pake kredit belum lunas juga, ga mau juga dong kesenggol motor agan ts… enak aja
Quote:Fakta : Agan-agan yang budiman, saya tidak bilang bahwa seluruh pengendara Moge itu SOPAN & TAU ATURAN, tapi kembali lagi, layaknya orang berkendara, kami juga sama seperti yang lain, ada yang SOPAN, dan ada yang tidak, jadi tolong jangan meng generalisir bahwa seluruh Pengendara Moge itu Tidak tau Aturan, bahkan ada beberapa dari kami aparat penegak hukum, dan kami tau mana yang bisa kami lakukan, dan mana yang melanggar Hukum
yap pengguna non HD juga ada dari pejabat, artis,penegak hukum, petani, tukang gali kuburan juga kok, semua sy yakin tau mana yg melanggar hukum dan bisa dilakukan, tapi semuanya balik lagi ke orangnya, mau patuh , enggak patuh, atau mengakali hukum tsb
Quote:Meski begitu, saya sangat prihatin dan tidak membenarkan kelakuan Pengendara Motor Diatas yang menyebabkan kematian. saya tidak bilang bahwa diatas itu adalah pengendara Harley / Sports Bike, karena banyak diantara Bikers yang merubah tampilan motor nya, menyerupai Harley Davidson, namun membawa nama Harley Davidson, lalu berkendara seenaknya, sehingga membuat Club Harley Menjadi Jelek dimata Masyarakat
namanya kecelakaan walaupun sampai ada yg meninggal tetaplah kecelakaan, takdir dari sang pencipta, cobaan, teguran
rombongan yg kecelakaan di pangandaran itu habis ngikuti acara yg judulnya The 9th Memorial Wing Day kan?
Spoiler for wing day:tu bukan acara HD ya?
kira2 begitulah tanggepan sy pribadi buat TS kalo ada salah kata mohon maaf
Elanto Wijoyono Banyak Mendapat Dukungan, Namun Tidak Bagi Polri
Lalu bagaimana dengan kasus saudara kita Elanto Wijoyono? Walau banyak warga yang banyak memberikan dukungannya, khususnya di dunia maya, sayangnya tindakan yang dilakukan beliau tidak mendapat dukungan dari Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia. Berikut tanggapan Humas Mabes Polri atas tindakan Elanto yang saya ambil dari halaman fanspage facebook https://www.facebook.com/DivHumasPolri/posts/1145770052118516.
NEWS
ABAIKAN KESELAMATANYA, ELANTO HENTIKAN PAKSA PENGAWALAN POLISI YANG TELAH SESUAI PROSEDUR.
Saat ini netizen dihebohkan dengan aksi yang dilakukan oleh bapak Elanto Wijoyono (32) dan rekan-rekannya yang melakukan penghentian secara paksa konvoi pengendara moge yang sedang melintas di Yogyakarta. Padahal demi keselamatan dan kelancaran lalu lintas di jalan raya, Polisi telah melakukan pengawalan sesuai dengan prosedur.
Sebelum memberikan komentar, mari kita fahami bersama penjelasan berikut.
Taukah Mitra Humas siapa saja pengguna Jalan yang memperoleh Hak Utama untuk didahulukan menurut Pasal 134 UU RI No 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan? Berikut urutan :
a. Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas;
b. Ambulans yang mengangkut orang sakit;
c. Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada Kecelakaan Lalu Lintas;
d. Kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik Indonesia;
e. Kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga internasional yang menjadi tamu negara;
f. Iring-iringan pengantar jenazah;
g.Konvoi dan/atau Kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.Kami sudah sering sosialisasi lho Mitra Humas, silahkan lihat postingan- postingan kami sebelumnya.
Nah, sesuai dengan urutan tersebut, maka pada huruf g, Polisi telah melakukan tugasnya dengan benar dan sesuai prosedur untuk melakukan pengawalan terhadap konvoi motor Harley tersebut.
“Mengenai voorijder itu, jadi pihak panitia (acara moge) sudah menghubungi kami. Mereka sudah mengantongi izin dan meminta pengawalan,” kata Kabid Humas Polda DIY AKBP Any Pudjiastuti dalam perbincangan, Minggu (16/8/2015).
Ada komentar bahwa Polisi hanya mengawal orang yang berduit saja? Itu tidak benar, seluruh masyarakat Indonesia berhak untuk mengajukan permohonan pengawalan, termasuk Mitra Humas.
Pengawal terhadap rombongan moge ini tidak beda dengan pengawalan Polisi kepada mobil jenazah, rombongan pengantin dan iring-iringan lainnya.
Ketika ada pengajuan permohonan pengawalan dari masyarakat, Polisi akan melihat, mempertimbangkan dan menentukan seperti apa pola pengawalan yang akan dilakukan dari adanya permohonan tersebut. Pengawalan ini sebenarnya bukan hanya bertujuan untuk mengamankan si pemohon pengawalan, namun juga pengendara lain di jalan raya dari adanya kegiatan tersebut.
Bayangkan betapa bahayanya ketika sebuah iring-iringan tidak dikawal Polisi?
Iring-iringan tersebut bisa berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu lintas yang tentunya sangat membahayakan iring-iringan itu sendiri dan juga pengguna jalan lain diluar iring-iringan tersebut.
“Jadi itu bagian tugas kami untuk melayani masyarakat. Sudah ada aturannya sendiri itu,” ujar Any.
Dalam pelaksanaan pengawalan, Polisi juga memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan diskresi Kepolisian.
Apa itu Diskresi Kepolisian ?
Menurut Pasal 18 ayat (1) UU RI No 2 Th 2002 tentang Kepolisian RI “Untuk kepentingan umum pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dapat bertindak menurut penilaiannya sendiri”.
Artinya walaupun lampu lalu lintas menyala merah, Polisi dapat tetap memberikan kesempatan kepada peserta konvoi moge untuk tetap jalan. Hal ini dinamakan Pengaturan Lalu Lintas Dalam Keadaan Tertentu, sebagaimana terdapat dalam Pasal 1 angka 10 Perkap Nomor 10 Tahun 2012 tentang Pengaturan Lalu Lintas dalam Keadaan Tertentu dan Penggunaan Jalan Selain Untuk Kegiatan Lalu Lintas.
“Pengaturan Lalu Lintas Dalam Keadaan Tertentu adalah tindakan petugas dalam hal mengatur lalu lintas di jalan dengan menggunakan gerakan tangan, isyarat bunyi, isyarat cahaya dan alat bantu lainnya dalam keadaan tertentu”.
Nah sudah fahamkah Mitra Humas?
* Jangan ditiru ya aksi berbahaya pak Elanto.
Aksi saudara Elanto memang cukup berbahaya. Namun apa yang telah dilakukan beliau sudah ia perhitungkan jauh-jauh hari sebelumnya. Berikut tanggapan Elanto atas aksi yang ia lakukan yang saya kutip dari rappler.com.
Sabtu kemarin, saya menghadang konvoi Harley Davidson di perempatan Condong Catur, Yogyakarta.
Saya punya dua alasan untuk melakukan pencegatan. Pertama, penggunaan pengawalan sudah diatur di Undang-Undang No 22 tahun 2009 mengenai siapa saja yang berhak mendapatkan hak utama menggunakan jalan. Rombongan motor tidak termasuk salah satunya.
Dari sisi legal, mungkin mereka bisa mencari alasan pembenaran, tapi dari sisi kepatutan, kami sebagai warga memandang itu sebagai penyalahgunaan.
Kedua adalah soal konvoinya. Konvoi apapun, tidak hanya moge. Cenderung ada pelanggaran pada konvoi, seperti konvoi parpol, konvoi suporter dan sebagainya, baik dengan pengawalan maupun tidak.
Seperti yang saya sering lihat di jalan, khususnya di Jogja, pelanggaran cenderung dibiarkan oleh polisi dari tahun ke tahun, dan malah diberi ruang lebih luas di jalan raya dengan meminggirkan hak pengguna jalan lain. Dari dua hal itu, sasaran tembak kritiknya memang polisi.
Pencegatan itu bukan aksi spontan. Sejak tahun lalu, saya sudah bicara dengan Direktur Lalu Lintas Polda DI Yogyakarta untuk mengatur konvoi kendaraan bermotor. Secara normatif dia menyatakan akan mengatur, tapi secara konkret tidak ada solusi di lapangan.
Hari itu, saya juga sudah melaporkan keluhan sesuai prosedur, mulai dari melapor ke pos polisi hingga ke Polda Yogyakarta.
Perjalanan saya hari itu dimulai dengan mendatangi pos polisi di Jombor untuk meminta mereka mengatur konvoi, tapi petugas lapangan meminta saya ke Dirlantas. Sabtu siang, saya ke kantor Dirlantas Polda DIY, menunggu satu jam tapi tak ditemui, hanya bertemu asistennya.
Saya sebagai warga melaporkan keluhan, berharap ada solusi dari polisi. Saya katakan jika di lapangan petugas tidak menindak pelanggaran, saya akan menegur langsung.
Saya sendirian, tapi sempat mengumumkan di Twitter sehingga ada beberapa orang dan media yang datang ke perempatan. Sekitar pukul 15.00 saya ke pos polisi di perempatan Condong Catur, mereka ternyata sudah tahu bahwa saya akan datang.
Mereka berjanji akan mengatur sesuai aturan. Saya kembali mengatakan pada petugas di pos polisi itu (ada 5-6 orang petugas) jika mereka tak mengatur, saya akan menegur secara langsung. Tak sampai 10 menit, konvoi utama lewat. Kemudian yang terjadi seperti yang ada di video.
Awalnya polisi di pos hanya memperlambat. Kemudian kami maju dan menghadang rombongan motor. Polwan yang mengawal diam saja saat dicegat, respons agak berlebihan justru datang dari pengendara, termasuk satu pengendara berbadan besar yang berdiri berhadapan dengan saya.
Saya bertanya, “Apakah Anda tahu fungsi patwal?”
Dia menjawab, “Untuk mengawal rombongan.”
Saya bilang, rombongan yang punya hak dikawal patwal itu harus sesuai aturan.
Dia bilang, “Lho ini juga rombongan kenegaraan.”
“Kenegaraan apa?”
“Tujuhbelasan,” katanya.
Saya tidak takut ada hal buruk terjadi karena semua tindakan sudah saya perhitungkan. Misalnya, saya menghadang di zebra cross. Jadi kalau ada sesuatu terjadi, maka sudah pasti yang menabraklah yang salah. Saya juga hanya menghadang saat lampu merah, dan sudah berkoordinasi ke polisi dari Polda sampai pos polisi di lokasi.
Saya percaya jika protes dilakukan di ruang publik, banyak yang mengawasi dan banyak pula yang mengingatkan. Tak hanya pada kasus ini, tapi juga untuk kasus yang lain. Apapun yang terjadi, selalu kami bagi ke teman dan warga.
Target saya sederhana: kalau lampu merah, mereka harus berhenti. Itu baru bisa dilakukan setelah saya bersama beberapa orang yang datang memaksa menghadang. Setelah beberapa kali lampu merah, polisi lalu lintas mau menuruti dan mengatur sesuai lampu.
Pesan sederhananya adalah: ini memang nampak sepele, cuma soal lampu merah dan soal pengawalan. Tapi kita bicara soal prinsip hukum. Ada aturan, tapi sudah tidak ditegakkan. Apalagi pelakunya termasuk aparat kepolisian, walaupun mereka bisa berlindung di balik pasal karet. Saya sendiri berpikir ini tak pantas, seharusnya warga tak perlu sejauh ini ketika aparat bisa berfungsi.
Semua yang terjadi di ruang kota dan wilayah saling terkait, termasuk semua yang terjadi di ruang publik dan di jalan raya. Konvoi ini pun sebenarnya berhak memakai jalan, karena semua orang berhak membuat kegiatan. Tapi tentu saja aktivitas itu tidak boleh menganggu orang lain.
Di situlah perizinan, pengawasan dan sanksi seharusnya berperan dalam tata kelola pemerintahan wilayah. Tapi yang kita lihat khususnya di Jogja, yang terjadi di lapangan tidak sesuai dengan prinsip yang ada di aturan dan hukum.
Konvoi ini masih akan ada sampai Senin, tapi saya tak merasa perlu melakukan pencegatan lagi. Saya ingin melihat apakah aparat berfungsi. Kalau tidak, keterlaluan sekali jika aparat baru melakukan fungsinya setelah ada tekanan warga.
Siapa yang harus mengawal itu semua? Dalam dunia yang ideal, harapan ada di wakil rakyat. Tapi kita tahu, kita tak bisa mengandalkan mereka. Justru mereka jadi bagian dari masalah itu sendiri. Maka solusinya adalah gerakan warga.
Saya yakin sebenarnya warga sudah pernah bertindak di lokasi lain. Memang tidak semua orang punya kesempatan untuk bisa bertindak ketika melihat sesuatu yang salah. Bukan soal berani tak berani, tapi mungkin tak semua orang bisa atau punya kesempatan bertindak.
Warga sebagai sesama masyarakat harus bisa saling mengingatkan. Tidak ada orang yang bisa 100 persen benar. Ukuran selalu relatif sehingga komunikasi antar masyarakat selalu diperlukan.
Dalam jangka panjang, saya sebagai warga Jogja ingin ikut membangun modal sosial Jogja, membantu menyambung antar inisiatif. Siapapun bisa melakukan itu, siapapun bisa melanjutkan. Tentu saja itu harus rutin dan harus bergulir terus, entah sampai kapan, mungkin selamanya.
Seperti dikatakan oleh Elanto Wijoyono kepada Famega Syavira Putri, Minggu, 16 Agustus 2015.—Rappler.com
Hal yang menarik lagi, jika melihat gambar di bawah ini, maka akan jelas sebenarnya ditujukan kepada siapa rombongan konvoi kendaraan itu.
Cukup menarik memang 70 tahun Indonesia merdeka. Apalagi membaca komentar-komentar atas pemberitaan ini di dunia maya. Sebagai penutup tulisan saya dalam rangka 17 Agusuts 2015 dan edisi motor gede, saya kutip dari playgroundxxx:
indonesia kita bersama, jalanan milik kita bersama. kalo ada yang mau duluan (dinomorsatukan) adalah orang yang kita beri mandat (pemimpin, keamanan, pemadam kebakaran, ambulans, dan iring2an jenazah) buat yang selain itu silahkan beli tanah sendiri terus diaspal sendiri yaa.
Wah keren juga ya, berarti mas punya jiwa bertualang, jadi apapun halangannya diperjalanan pasti akan ditempuh.
Yang terpenting mas bisa jaga diri aja.
Terima kasih.
kalau motor gede disini di artikan mobil mas, wakakaka, mungkin ukurannya ya
dari dulu pengen punya motor gede, tapi kok ya belum kesampaian juga sampai sekarang mas
Sama dong kalau gitu.
padahal mereka mana mau ngikut ngaspal yak…
Elanto berarti memang tidak asal2an dalam melakukan penghadangan…
kenyataan memang arogan, klo papasan makan marka jalannya nggak ketulungan
Ya gitu deh. Saya kalau sudah bawa motor terus dengar suara khas motor gede, mending minggir saja. Kasih saja jalan. #akumahapaatuh
apa sebab Elanto Wijoyono menghadang konvoi itu ya mas, apa menggangu jalan ya
Mungkin dia mau ikutan acara paradenya. hahahahaha
#dibacaduluatuh.